Selasa, 12 Agustus 2014

Wisata Bahari BIDUK - BIDUK, Kab Berau Kalimantan Timur - Teluk Sulaiman

Hari kedua, setelah sarapan kami menuju Teluk Sulaiman. Awalnya saya dan suami tidak tahu pemandangan apa yang akan disuguhkan disana, kami ngikut aja. Setibanya disana saya melihat pemandangan seperti pelabuhan, banyak kapal-kapal kecil yang terparkir di pinggir teluk. Pemandangannya memang bagus, di bagian pinggir teluk yang mendekati pantai, kita bisa melihat dasar laut dan ikan-ikan yang berenang disitu, bening banget. "Tapi apa hanya ini saja? Nggak ada yang lain? " pikirku...

Seperti menjawab pertanyaanku, seorang bapak mendekati kami dan mengatakan bahwa ada air terjun di seberang, sayang sekali kalau ke Teluk Sulaiman tapi nggak kesana. 



Setelah deal menyewa kapal ke seberang, kami akhirnya memulai perjalanan menuju air terjun. Membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk tiba di seberang sana. Ya hitung-hitung proses penghitaman kulit, menikmati kulit terbakar matahari jam 1 siang, puncak teriknya matahari :-).



Sejam kemudian, kami pun tiba di seberang. Pemandangan  khas pantai menyambut rombongan kami. Pasir putih yang terhampar indah menarik perhatian saya untuk  mengeluarkan bunyi "jepreeet". 
Setelah sesi "pemotretan" selesai kami menuju ke air terjun yang jaraknya kurang lebih hanya 30 meter dari pantai.

Walaupun tidak seindah air terjun Sarambu Assing di tempatku atau air terjun di Bantimurung, tapi layaklah kalau ini disebut air terjun, mengingat suamiku pernah bilang kalau teman kantornya pernah mengajaknya melihat air terjun tapi ternyata yang disebut air terjun itu hanyalah air mengalir yang mungkin ketinggiannya hanya 1-2 meter saja. Lebih tepat disebut "air jatuh" kata suamiku hahahaha.
Tempatnya tidak terlalu besar dan air terjunnya pun tidak terlalu tinggi. Anak-anak dari teman serombongan kami menikmati suasana air terjun dengan mandi di tempat itu. Sementara orang tua mereka menemani anak-anak itu mandi, saya dan suami lebih memilih berfoto bersama. Ketimbang nggak ngapa-ngapain...


Sekitar sejam setelah itu anak-anak selesai mandi dan kami pun siap-siap untuk perjalanan 1 jam menyeberang ke tempat semula.


Liburan selesai! Saatnya kembali ke perumahan perkebunan. Bubyeeee Biduk-Biduk.

Wisata Bahari BIDUK - BIDUK, Kab Berau Kalimantan Timur - Danau Dua Rasa, Labuan Cermin

Bulan Juli kemarin saya menyempatkan diri mengunjungi suami di Kecamatan Sangkulirang Kalimantan Timur, maklumlah kangennya tak terbendung setelah 3 bulan gak ketemu. Begitulah nasib LDR-an hihihi...

Tapi saya tidak akan bercerita tentang itu sekarang, saya mau berbagi tentang objek wisata yang kami kunjungi akhir bulan Juli 2014 bersama beberapa keluarga karyawan yang tidak mudik :-).

Kami memutuskan untuk jalan-jalan ke Biduk-Biduk,Kabupaten Berau pada tanggal 30 Juli 2014. Perjalanan kesana sekitar 4 jam dengan kecepatan standar menggunakan mobil. Tidak perlu ngebut-ngebut, kan lagi wisata!

Saya excited banget karena mendengar cerita kalau disana bagus, masih asli dan tidak kalah dengan Derawan yang sudah lumayan terkenal di kalangan pencinta traveling Indonesia (saya pun belum pernah ke Derawan, semoga tahun depan bisa kesana dan me-review nya).

suguhan di sepanjang jalan Kec. Biduk-Biduk
Begitu memasuki Kecamatan Biduk-Biduk, kantuk saya hilang melihat suguhan pantai dan pohon kelapa di sepanjang tepi jalan yang termasuk bersih dan indah sekali...



Kami tiba di lokasi pukul 13.00. Setelah menuju penginapan dan mengetahui bahwa check ini baru mulai jam 4, maka kami memutuskan untuk mengunjungi Labuan Cermin. Kawasan wisata ini cukup padat pada masa libur sehingga kami harus antri dan menunggu hampir 2 jam untuk diantar menggunakan boat ke Danau Dua Rasa yang merupakan daya tarik utama Labuan Cermin ini.

Akhirnya giliran kami tiba, karena rombongan kami berjumlah 16 orang jadi kami dibagi ke 2 kapal. Kapasitas maksimal tiap kapal hanya 10 orang. Dan dalam 5 menit tibalah kami di Danau Dua Rasa, konon dinamakan seperti itu karena di air di atas rasanya tawar dan di bawah rasanya asin.

Danau ini sangat cantik, airnya jernih dan disinilah para pengunjung bisa berenang atau mandi sepuasnya. Tapi mandinya cukup dengan air saja, dilarang membawa sabun ke lokasi ini, mungkin untuk menjaga ke-alami-an danau. Untuk yang tidak bisa berenang seperti saya bisa menggunakan pelampung yang banyak disediakan disini. Saya memilih untuk tidak berenang,lebih karena saya takut ke tempat yang dalam hehehehe, jadi saya hanya berendam di tempat yang tidak terlalu dalam dan selebihnya sy duduk dan mengambil beberapa foto termasuk foto suami yang lagi asyik berenang hehehe.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 dan sudah tiba waktunya bagi kami untuk meninggalkan Danau Dua Rasa.

Pemandangan menjelang malam di biduk-biduk pun sangat indah. pasir putih yang terhampar di pantai terlihat begitu cantik dan kontras dengan warna menjelang senja.Sangat memuaskan mata. 

Puas untuk hari ini.Saatnya kembali ke penginapan untuk bersih-bersih dan siap-siap untuk makan malam sambil menikmati suasana malam biduk-biduk. Lokasi kedua sudah menanti, Teluk Sulaiman yang akan kami kunjungi esok hari sebelum pulang ke Sangkulirang.




Selasa, 04 September 2012

Enjoy viewing Makale from Buntu Burake

Sebenarnya foto-foto yang ada di artikel ini adalah ajang kenarsisan diriku dan sahabat-sahabatku, yang sengaja dipublish di blog karena pemandangan yang jadi background foto2 yang ada juga cantik dan sangat naturan,

perjalanan awal sebelum proses manjat-manjat gunung dimulai
mungkin bisa jadi referensi buat teman-teman yang mau jalan2, manjat2 gunung (gak terlalu terjal kok), plus ngelihat keindahan Kota Makale dari atas tanpa harus nyewa helikopter wkwkwkwk...
diatas bebatuan ini tampak jelas kota Makale dengan hamparan hijau yang sangat indah 

Buntu Burake, begitulah tempat ini disapa (orang kaleee disapa hehehehe). Buntu (bahasa Toraja)  kalo dalam Bahasa Indonesia disebut Gunung. Seperti hal-nya gunung-gunung lainnya untuk bisa mencapai tempat ini kudu pakai kemampuan panjat memanjat.



Buat yang punya hobby yang sama denganku (jeprat jeprett), jangan lupa bawa kamera karena setiap moment sangat sayang kalo tidak diabadikan.

Melangkah dikit jepreettt, istirahat dikit jepreeetttt, pokoknya kamera perlu di charge sampe full sebelum naik ke sini hihihihi...



For your information, Buntu Burake ini sedang dalam proses dirintis sebagai objek wisata religi umat Kristiani. Nantinya di puncak gunung akan ada patung Yesus Kristus yang berukuran besar yang akan melengkapi keberadaan Buntu Burake sebagai lokasi ziarah bagi umat Kristen.

Pembangunan kawasan ini menjadi objek wisata religi diperkirakan akan memakan waktu 3 tahun (jadi tunggu 3 tahun lagi yeee). Sampai saat ini pembangunan jalan menuju lokasi sebagian besar telah selesai walaupun belum diaspal. Selain adanya Patung yang akan dibangun di puncak Buntu Burake ini, akan dibangun pula anak tangga sebanyak 7.777 buah, yang sesuai dengan keyakinan awal suku Toraja yakni ajaran Aluk Sanda Pitunna (Aluk 7777). 


Aluk Sanda Pitunna (Aluk 7777) merupakan susunan agama dan aturan hidup, yaitu : Ajaran Sukaran Aluk (agama) Aluk Tallu Oto’na yaitu Ajaran tiga kepercayaan = tri tunggal (Puang Matua, Deata-deata, Tomembali Puang) digabung dengan Aturan Kehidupan Ada’ A’pa’ Oto’na yaitu Ajaran kehidupan falsafah empat (Aluk Ma’lolo Tau = Persekutuan hidup manusia, Aluk Patuoan = Persekutuan hidup ternak/binatang, Aluk Tananan = Persekutuan hidup tanaman, Aluk Bangunan Banua = Persekutuan hidup rumah).
kalo gambar yang ini udah turun dari gunung
(terjalnya ya segini2 aja hehe)
Dengan menggabungkan Aluk tersebut yaitu Aluk Tallu Oto’na dengan Ada’ A’pa’ Oto’na maka terciptalah Aluk Sanda Pitunna (Aluk 7777). Dalam ajaran ini menyatakan bahwa Agama dan Aturan kehidupan itu adalah berasal dari Puang Matua (Tuhan Allah = Sang Pencipta) yang diturunkan kepada nenek moyang manusia yang pertama bernama Datu Laukku’.
buat pasangan calon pengantin kayaknya bs jadi referensi buat foto prawed neh tempat.
Asal bisa ngalahin rasa takut aja biar suasana romantisnya gak ilang hehehehe

Perjalanan menuju Buntu Burake akan sangat menyenangkan kalo rame-rame. Kalo sendiri ya gak asyiklah, ntar dikirain orang frustrasi yang kurang kerjaan hihihi. Pastikan juga kondisi badan fit biar bisa eksis terus... hohoho




View Kota Makale dan lembah-lembah yang terhampar indah dari puncak Buntu Burake

akan semakin membuat kita takjub akan indahnya alam ciptaan Tuhan.
Segala sesuatu yang dijadikanNya sungguh luar biasa.
Great is The Lord





Foto : dokumen pribadi Enel and Friends (D'Bigest n fren)

Eka, Enel, Ita, Puput, Giwang, Bunda Saden, Saden, n Saka


Sabtu, 25 Februari 2012

Sarambu Assing Bittuang Tana Toraja - Natural Waterfall

Talk about Tana Toraja, yang akan terlintas di benak kebanyakan orang adalah "kekayaan dan keunikan budaya". Tradisi masyarakat dalam bentuk Upacara Rambu Tuka', Rambu' Solo', maupun seni ukir Toraja adalah budaya yang menarik banyak wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri untuk mengunjungi daerah ini. Namun sebenarnya, selain kekayaan budaya yang dimiliki Toraja, daerah ini juga punya banyak objek wisata alam yang belum begitu dikenal di luar. Salah satu diantaranya yang masih sementara dalam proses pengembangan oleh pemerintah setempat adalah air terjun yang dikenal dengan nama "Sarambu Assing". For your information "Air terjun" dalam bahasa Toraja disebut "Sarambu".

Terletak di Kecamatan Bittuang (sekitar 40 km dari Kota Makale, ibukota Tana Toraja), Sarambu Assing menawarkan pesona keindahan alam yang natural. Dikelilingi gunung dan tumbuh-tumbuhan yang hijau, Sarambu Assing ini masih tergolong virgin. Pemerintah Tana Toraja pun sementara membuka dan mempermudah akses jalan menuju tempat ini dengan harapan jumlah wisatawan akan meningkat jumlahnya dan tidak menutup kemungkinan objek wisata alam Sarambu Assing suatu saat akan se-tenar wisata budaya yang ada di Tana Toraja.
Sarambu Assing dari kejauhan 

Kec. Ulusalu, setengah perjalanan menuju Kec. Bittuang
Perjalanan yang ditempuh dari Makale ke Bittuang tergolong cukup melelahkan, dengan mengendarai sepeda motor sekitar 2 jam untuk mencapai daerah ini. Dengan kendaraan roda 4 kemungkinan waktu tempuhnya malah bisa jadi lebih lama. Tapi rasanya semua terbayarkan dengan keindahan alam dan sejuknya udara sepanjang perjalanan.
 





Untuk menuju ke lokasi air terjun, perjalanan harus ditempuh dengan berjalan kaki dikarenakan kondisi medan yang belum memungkinkan untuk dilalui oleh kendaraan terutama saat musim hujan.
. 
Jalan menuju Sarambu Assing setelah parkir kendaraan

Setelah berjalan kaki sekitar 20 menit, harus nyebrang sungai lagi. Yuuukkk mareeeeee 
Neh gambar sungai yang mesti disebrangi menuju lokasi air terjun
Setelah menyebrangi sungai, ada jalan setapak lagi yang harus dilewati, dengan sedikit mengeluarkan kemampuan panjat memanjat walaupun tidak terjal seperti mendaki gunung Himalaya hehehe. 
Kurang lebih jarak tempuh yang harus dilalui dengan berjalan kaki menuju lokasi air terjun sekitar 3-4 km dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit. Waktu tempuh bisa lebih lama untuk perjalanan pulang dari lokasi air terjun karena banyaknya tanjakan.Tapi jangan khawatir, selain jalannya gak terjal-terjal amat, akses jalan juga sementara dirintis dengan harapan wisatawan yang mau mengunjungi Sarambu Assing bisa parkir kendaraan sebelum menyebrangi sungai sehingga mempermudah untuk menjangkau tempat ini nantinya.

Kelelahan sepanjang perjalanan akan terobati begitu memasuki tempat yang dituju. Here it is "SARAMBU ASSING". Diperkirakan ketinggian air terjun ini sekitar 70 meter. Percikan air yang jernih dan sejuk didukung dengan alam sekitar yang begitu indah, mampu melenyapkan kepenatan dan membuat hati semakin kagum akan indahnya alam yang diciptakan Tuhan. Great is the Lord!



puncak sarambu Bittuang


aliran air Sarambu Assing di antara bebatuan
*****WELCOME TO SARAMBU  ASSING - BITTUANG TANA TORAJA*****